Nasional

Prabowo Bakal Setop Impor Solar, Ganti dengan Hal ini

Wanderviews.com –

Jakarta – Presiden Terpilih RI 2024/2029 Prabowo Subianto buka-bukaan, bahwa Indonesia hingga pada waktu ini masih mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya solar hingga US$ 20 miliar setara Simbol Rupiah 318,8 triliun (asumsi kurs Simbol Rupiah 15.942 per US$) per tahunnya.

Dengan besarnya impor BBM jenis solar ke Indonesia, Prabowo secara tegas menyebutkan, ke depan Indonesia akan beralih dari pemanfaatan energi fosil khususnya dari BBM pada sumber energi yang mana lebih besar ‘bersih’ seperti menggunakan substansi bakar yang mana berbasis nabati.

“Kami ingin beralih ke unsur bakar ramah lingkungan secepatnya, kami ingin memproduksi solar dari minyak sawit serta ini akan menjadi pendorong perkembangan yang digunakan sangat kuat,” jelasnya di Qatar Economic Forum, disitir Kamis (16/5/2024).

Prabowo mengungkapkan bahwa setiap tahunnya Indonesia mengimpor BBM jenis solar dengan nilai US$ 20 miliar. Prabowo optimis Indonesia akan lebih tinggi menghemat pengeluaran jikalau beralih pada sumber unsur bakar dari nabati atau biofuel. “Kami mengimpor komponen bakar diesel senilai US$ 20 miliar setiap tahun. Jadi dapat dibayangkan penghematan yang tersebut akan kita dapatkan ketika beralih ke biofuel,” ungkapnya.

Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan Indonesia mengimpor Solar atau HSD pada periode Januari-Februari 2024 secara ukuran mencapai 1,2 jt ton dengan nilai mencapai US$ 939,1 juta. Adapun mayoritas HSD diimpor dari Singapura, Uni Emirat Arab, Malaysia, dan juga lainnya.

Adapun nilai impor minyak mentah RI selama periode Januari-Februari 2024 mencapai US$ 1,5 miliar atau Simbol Rupiah 25,5 triliun, dengan besar 2,6 jt ton.

Berdasarkan data BPS, impor minyak mentah RI mayoritas berasal dari Arab Saudi, Angola, Nigeria, Amerika Serikat, Australia, kemudian negara lainnya. Berikut data impor minyak mentah RI hingga Februari 2024:

1. Arab Saudi secara besar sebesar 735 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 439 juta.

2. Angola secara jumlah sebesar 618,3 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 350 juta.

3. Nigeria secara ukuran sebesar 503 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 296 juta.

4. Amerika Serikat secara besar 214 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 139 juta.

5. Australia secara ukuran 153 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 102 juta.

6. Lainnya secara jumlah 413 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 243 juta.

Artikel Selanjutnya Prabowo Sapa Titiek Soeharto, Istora Senayan Bergemuruh

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button