Ekonomi

Remaja Jadi Kunci Utama Keberhasilan Pembangunan Bangsa Indonesia

Wanderviews.com – Kepala BKKBN, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), menyatakan remaja menjadi kunci keberhasilan penyelenggaraan kualitas bangsa Indonesia pada masa depan. Karena itu, menjabarkan materi-materi yang tersebut dapat disosialisasikan bagi remaja di merencanakan hidup berkeluarga menjadi penting.

Menurut dokter Hasto, kesiapan untuk berkeluarga sejumlah sekali serta itu harus dimulai dari remaja. Untuk itu, ia menilai pentingnya keberadaan posyandu remaja untuk bisa saja menyampaikan bagaimana 10 dimensi kesiapan berkeluarga itu.

“Saya setuju untuk merancang posyandu remaja, serta memang benar jumlah total remaja kita cukup besar dalam mana usia produktif mencapai kira-kira 70 persen kemudian yang tersebut bukan produktif kira-kira 30 persen. Sehingga kita katakan sebagai bonus demografi,” tandas Dokter Hasto di keterangan tertulisnya, Hari Senin (15/1/2024).

Remaja menjadi bagian yang mana sangat menentukan bagi perkembangan bangsa Indonesia ke depan. Kata dokter Hasto, kalau remaja putus sekolah, kawin usia muda, kemudian hamil dengan jarak dekat, juga kemudian tidak ada bekerja kemudian seterusnya, maka akan menjadi mis-demographic dividend. Artinya, penduduk yang mana besar ini akan menjadi musibah, tidak berkah. Kuncinya ternyata ada pada remaja.

“Nah, itulah pentingnya posyandu remaja,” papar Dokter Hasto.

Pada bagian lain, dokter Hasto menuturkan bahwa isu stunting yang digunakan harus disosialisasikan pada posyandu remaja antara lain tentang penyulut stunting. Di antaranya asupan gizi yang mana kurang bagus, tidak ada imunisasi sehingga suka sakit-sakitan atau pola asuh yang kurang bagus. Termasuk juga dampak stunting seperti bukan cerdas lalu sakit-sakitan dalam hari tua.

Remaja juga harus memahami bahwa sebelum berkeluarga ada fungsi yang digunakan harus dijalankan pada keluarga.

“Mereka harus tahu bagaimana fungsi agama bahwa remaja laki-laki menjadi khalifah atau pemimpin dalam di keluarga,” urai dokter Hasto.

Dokter Hasto menyatakan remaja laki-laki harus miliki nilai tambahan dari segi ilmu, dari usia juga lebih besar dari sisi kedewasaan serta finansial. Karena bagaimanapun juga laki-laki adalah pemimpin di keluarga.

“Jadi, kesiapan-kesiapan bahwa menghayati pernikahan adalah separuh pada menjalankan agama, saya kira itu penting sekali disampaikan pada posyandu remaja,” tandas dokter Hasto.

Terkait dengan prekonsepsi tambahan penting dari prewedding, juga penting disosialisasikan. Kata dokter Hasto, telah sunnatullah bahwa kualitas sel telur perempuan disiapkan sejak tiga bulan sebelum terjadinya pembuahan. Begitu pula sperma, terbentuk pada 73 sampai 75 hari sebelum pembuahan terjadi.

Ia juga menjelaskan bahaya pernikahan pada usia muda. Pengaruh perkawinan yang dimaksud terlalu muda, katanya, bisa jadi juga disampaikan di dalam posyandu remaja.

“Allah telah menyiapkan manusia bahwa panggul perempuan berukuran 10 cm apabila berumur 20 tahun. Tetapi kalau umur 16 atau 17 tahun, apalagi 15 tahun, kalau nikah lalu hamil berbahaya oleh sebab itu panggulnya belum tentu 10 cm,” jelas dokter Hasto.

Lanjut dokter Hasto, Allah menciptakan diameter kepala bayi 9-10 cm. Allah juga memproduksi diameter panggul perempuan 10 cm, tetapi Allah menciptakan kepala bayi yang digunakan akan lewat panggul 9,8 sampai 9,9 cm.

“Ini yang mana ngatur Allah ya. Saya kira ini menjadikan mudah-mudahan tauhid kita meningkat ketika kita mempelajari ilmu-ilmu dari alam ini. Hamil terlalu muda lalu melahirkan terlalu muda risikonya juga berbagai pendarahan, robek jalan lahirnya, kematian ibu kemudian bayi masih cukup tinggi,” tambahnya.

Dokter Hasto juga mengingatkan, tulang perempuan yang digunakan hamil di dalam usia muda akan tambahan keropos serta tambahan pendek.

“Bila hamil terlalu muda ternyata tulang ibu yang dimaksud harusnya masih tambah panjang tak bertambah panjang sebab diambil oleh bayinya serta kemudian tulang ibu yang mana seharusnya bertambah padat akan tidak ada terlalu padat oleh sebab itu diambil oleh bayi nya dari pada rahim,” jelas dokter Hasto.

Selain itu, remaja perempuan yang dimaksud telah berhubungan seksual bisa jadi mempunyai peluang tambahan besar terkena neoplasma mulut rahim.

“Nanti perlu disosialisasikan di area posyandu remaja, bahwa mulut rahim pada perempuan usia muda, 15-17 tahun, yang berpotensi karsinoma berada di tempat luar. Sementara mulut rahim orang dewasa yang bagian berpotensi karsinoma sudah ada ke dalam. Sehingga ketika melakukan hubungan seksual bukan tersentuh.” ucapnya.

“Jadi, kalau telah berhubungan seks pada usia muda, sanggup menjadi kanker,” ungkap dokter Hasto, seraya berpesan agar posyandu remaja sanggup memberikan sosialisasi pada remaja bahwa untuk menjaga dari perzinahan bukanlah dengan menikah di dalam usia muda namun diadakan dengan berpuasa.

“Ini agar bahaya-bahaya perkawinan usia muda yang telah terjadi saya jelaskan di area melawan tak terjadi serta menjaga dari perceraian yang digunakan kian hari makin meningkat pesat.” Saat ini, kata dokter Hasto, sudah terjadi perceraian sebanyak 500 ribu persoalan hukum per tahun.

Selain itu, ia menekankan pentingnya menyusui selama 24 bulan pada masa periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) manusia. Hal ini sekaligus untuk menghindari stunting melalui pemberian ASI esklusif.

“Allah menciptakan kita 80 persen lebih banyak sebetulnya di tempat usia sebelum 1000 HPK. Allah telah memberitahukan melalui Al Quran, sempurnakanlah menyusui 24 bulan dan juga jarak hamil 30 bulan.”

Demikian juga di area usia 1000 HPK, Allah menghentikan ubun-ubun. Artinya otak telah tiada berprogres banyak. Sehingga sudah ada ‘given’ kalau mau cerdas kemudian tidak ada cerdas. Sehingga untuk menjaga dari stunting hanya saja di rentang waktu 1000 HPK.

“Penglihatan, pendengaran, bicara, bahasa, emosi, logika, kemandirian kemudian motorik, templatenya ada di dalam 1000 HPK,” tutup Hasto.

Dalam kesempatam itu, dokter Hasto menyatakan memperkuat program-program yang mana dikembangkan Nasyiatul Aisyiyah pada kegiatan pencegahan stunting. Salah satunya melalui posyandu remaja.

Pada Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah juga diperkenalkan buku Bidang Kesehatan Reproduksi bagi Remaja. Buku saku kebugaran reproduksi remaja ini diharapkan bisa saja bermanfaat teristimewa untuk pencegahan stunting.

(Sumber: Suara.com)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button