Ekonomi

Transisi Tenaga Dorong Perbaikan Daya Saing Layanan Indonesia

Wanderviews.com – Transisi energi yang dimaksud dilaksanakan di area Indonesia selain bertujuan memenuhi tuntutan rakyat demi lingkungan tambahan baik juga bertujuan untuk menjaga daya saing Indonesia di area mata dunia.

Dadan Kusdiana, Sekretaris Jendral Kementerian Daya lalu Informan Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan tidak ada lama lagi era perdagangan global akan berubah dengan memasukkan ketentuan yang digunakan cukup detail terkait hasil yang tersebut dihasilkan.

“Saya dengar, Eropa itu akan mulai menerapkan carbon border tax-nya dua tahun lagi. Kan tidak ada lama, 2026 itu tiada lama untuk sebuah lapangan usaha memverifikasi bahwa nanti akan bisa saja masuk ke sana,” kata Dadan ketika memberikan sambutan pada Energy and Pertambangan Editor Society (E2S) Award 2023 serta diskusi bertema “Transisi Energi di area Indonesia: Perspektif kemudian Kans Bagi Pengelolaan Industri ESDM yang mana Berkadilan” ditulis Awal Minggu (15/1/2024).

Dadan menyatakan inisiatif transisi energi juga sejalan kemudian medukung acara pemerintah yang lain.

“Misalkan untuk proses lanjut yang dimaksud persiden terus dorong. Perusahaan minerba mencoba untuk melalukan itu,” ungkap dia.

Mendorong pengembangan lebih lanjut dalam era ini sangat penting kaitannya dengan daya saing dari produk-produk yang dihasilkan. Jika perusahaan dalam Indonesia bukan mampu menunjukkan produknya dihasilkan dengan cara-cara hijau (green), akan dikenalan pajak karbon yang dimaksud tentu memproduksi nilai tukar komoditas semakin tinggi.

“Jadi ke depan item akan ditanya proses energi seperti apa. Nanti ada batas maksimal sekian dapat dilewati tapi hasilkan pajak karbon sehingga barang tambah biayanya, harganya tambah. Misalkan ada barang sebanding pergi dari dari Vietnam ia telah terapkan prinsip-prinsip ESG juga green sudah ada sesuai jadi tidak ada ditambah biayanya dengan barangnya sama. Jadi sudah ada tahu yang tersebut mana yang mana akan dipilih, ini kaitannya tadi dengan daya saing,” jelas Dadan.

Transisi energi juga menggalang TKDN. Pada awalnya impor semua untuk membangin. Namun itu semata untuk menciptakan market.

“Ketika market sudah ada terbentuk baru bidang dapat dibangun,” jelas dia.

Selain itu transisi energi juga memacu kesetaraan pembangunan. Dengan EBT bisa saja dibangun bidang berbasis green. Dadan menjelaskan di area kawasan Papua misalnya yang dimaksud mempunyai prospek hidro terbesar tapi hingga pada saat ini belum digarap. Ini adalah padahal bisa saja jadi kesempatan untuk bangun lapangan usaha rendah emisi.

“Potensi PLTA terbesar di tempat sana (Papua) dari dulu ada cuma belum ada yang tersebut pakai. Lalu dalam Marauke kemungkinan angin besar. Kalau kita kembangkan, Papua memang benar untuk menuju seperti Jawa lama , sebab itu dorongannya supaya ada bidang di dalam sana,” ujar Dadan.

Pada kesempatan yang digunakan sama, Julfi Hadi, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE/PGEO), mengungkapkan pada dua tahun terakhir pengembangan panas bumi mengalami kemajuan sejalan dengan acara transisi energi yang mana digalakkan pemerintah. Julfi Hadi menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara dengan sumber daya panas bumi yang berlimpah.

“Saat ini seperti baru ketok pintu saja, padahal Indonesia punya the biggest reserve. Terbesar adanya di dalam Jawa dan juga Sumatera. Padahal, geothemal bisa saja memainkan peran strategis di dalam transisi energi. Harganya bisa jadi berkompetisi,” ujarnya.

Julfi menekankan bahwa energi panas bumi dapat menjadi sumber energi pembangkit listrik baseload yang sanggup menggantikan batubara. Dalam hal ini, kata dia, eksekutif sudah ada berupaya menciptakan lingkungan yang mana baik. Karena itu, perlu dilaksanakan upaya mengganti kegiatan bisnis model agar pengembangan energi panas bumi lebih tinggi optimal.

“Geothermal play strategic role untuk sanggup jalankan transisi energy. Bottlenecking di tempat geothermal adalah komersial, bank ability. Solusinya change the bussiness model, kolaborasi, insentif yang mana tepat. Improve bussiness model. Transmision line kalau terjadi akan breakthrough untuk geothermal dalam Indonesia. Harus cari bussiness modelnya. Kita sanggup ekspor intermediate. Indonesia punya reserve terbesar,” kata Julfi.

Dharma Djojonegoro, Direktur PT Adaro Power, mengungkapkan pada waktu ini Adaro berada dalam mengembangkan the largest green industry park dalam Kalimantan Utara (Kaltara) di area lahan seluas 16.000 hektar. Selain itu, akan dibangun pula pembangkit listrik tenaga battery dalam Kalimantan Selatan.

“Kami juga memulai pembangunan aluminimum smelter dalam Kaltara Industrial Park, bertahap menjadi 1,5 jt ton. Singapura perlu renewable power, ini bagus untuk Indonesia. Kita pakai kesempatan ini. Diharapkan proyek ini bisa saja memecahkan telur, dapat dipakai untuk memulai pembangunan bidang manufaktur. pemerintahan sudah ada sangat suportif. Intinya memperbolehkan ekspor dengan syarat TKDN . Ini adalah bussiness opportunity untuk merancang perusahaan manufacturing,” ujarnya.

Sementara itu, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), menyampaikan di kegiatan operasional tambang sudah ada melakukan transisi energi salah satunya di area Tambang Batu Hijau telah ada solar PV untuk membantu operasional.

“Sejak tahun lalu sudah ada lakukan konstruksi untuk untuk gas power plant. Kami juga melakukan optimizing kegiatan kemudian konservasi air,” ujar Kartika Octaviani, VP Corporate Communication.

AMNT juga sudah berkolaborasi dengan Medco Power dengan memulai pembangunan solar PV di dalam lokasi tambang. Akhir tahun ini, rencananya merampungkan konstruksi combined cycle power plant. Fasilitas ini dibangun untuk menunjang smelter.

“Smelter Mei 2024 harus rampung. Infrastrukturnya harus dibangun juga, seperti power plant yang mana kapasitasnya tiga kali lipat tambahan besar dari pembangkit batubara,” ungkap Kartika.

Rudi Ariffianto, Corporate Secretary PT Pertamina Hulu ROkan (PHR), menyampaikan bahwa pengembangan energi terbarukan juga mampu berikan benefit bagi sektor perminyakan. Peran PLTS pada Rokan terbukti terutilize sebsesar 25 MW. 64.000 panel surya telag dimanfaatkan. Selain dapat menstabilkan frekuensi, adapula penghematan fuel 300an MMscfd.

“Dengan keberadaan PLTS bisa jadi support operasional. Ada PLTS yang mana besar kapasitasnya mampu berdampingan dengan sumber minyak terbesar pada Indonesia,” ujarnya.

Selain memanfaatkan energi terbarukan, PHR juga sedang manfaatkan gas suar untuk menyokong upaya mencapai netz zero emission NZE di area 2060.

“Ekspektasi sektor migas untuk EBT, antara lain regulasi yang dimaksud afirmatif, efisien, insentif. Untuk bidang ekstraktif seperti bidang migas diharapkan bisa jadi diberikan insentif. Intinya adalah bagaimana afirmatif action sanggup tingkatkan keekonomian lapangan usaha migas maupun EBT,” kata Rudi.

(Sumber: Suara.com)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button