Nasional

Bos Wahana Inti Makmur (NASI) Buka-Bukaan Soal Bisnis Beras dalam RI

Wanderviews.com –

Jakarta, CNBC Indonesia – Konsumsi yang digunakan terus meningkat sepanjang 2019-2023 membuka kesempatan kegiatan bisnis distribusi beras pada Indonesia menjadi kian lebar. Direktur Utama PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) mengawasi perusahaan beras di tempat RI masih sangat menggiurkan ke depan.

Mengutip data Konsumsi Pangan Tahun 2023 yang digunakan dilansir Pusat Angka lalu Sistem Pengetahuan Pertanian Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2023, konsumsi beras juga beras ketan penduduk Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 81,23 kilogram/kapita/tahun.

Angka itu meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2019 yang bertengger di tempat level 78,71 kilogram/kapita/tahun. Namun, konsumsi tahun 2023 turun 0,15% bila dibandingkan setahun sebelumnya yang tersebut masih sekitar 81,35 kilogram/kapita/tahun.

“Potensi perusahaan distribusi beras masih potensial kemudian cukup menjanjikan seiring perkembangan populasi penduduk di area Indonesia,” ujar Piero Mustafa, Direktur Utama PT Wahana Inti Makmur Tbk (WIM) di keterangannya untuk media, Kamis (16/5/2024).

Mengutip data BPS, jumlah total penduduk Indonesia pada 2023 mencapai 278,69 jt jiwa, meningkat bila dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang tersebut 275,77 jt jiwa. Bahkan, melonjak tajam bila dibandingkan dengan tahun 2000 yang tersebut baru sebanyak 206,26 jt jiwa.

“Jumlah penduduk yang terus meningkat tentu belaka terlibat menyokong pertumbuhan konsumsi beras di area Indonesia,” tutur Piero.

Di sisi lain, data BPS menyebutkan bahwa produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 31,10 jt ton, mengalami penurunan sebanyak 439,24 ribu ton atau 1,39% dibandingkan produksi beras tahun 2022 yang tersebut sebesar 31,54 jt ton.

Pada pada waktu yang sama, tahun 2023, BPS mencatatkan data impor beras sepanjang 2023 merupakan yang terbesar selama 5 tahun terakhir yakni sebesar 3,06 jt ton atau mengalami peningkatan 613,61% dibandingkan 2022.

Sementara itu, eksekutif melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menugaskan Perum Bulog untuk melakukan impor beras sebesar 2 jt ton ditambah 1,5 jt ton pada tahun 2023. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, kebijakan yang dimaksud merupakan alternatif pahit yang tersebut harus ditempuh di kondisi produksi padi nasional yang berada dalam mengalami penurunan akibat pembaharuan iklim El Nino.

Dalam beberapa bulan terakhir pada tahun 2023, dampak El Nino baru dirasakan dua hingga tiga bulan setelahnya. Penurunan produksi yang dimaksud mengakibatkan terjadinya defisit bulanan neraca beras pada Januari lalu Februari di dalam 2024 ini.

“Importasi ini merupakan alternatif pahit, tapi harus kita lakukan. Kita sama-sama ketahui kondisi produksi padi nasional mengecil akibat dampak climate change kemudian El Nino. Dampaknya kita rasakan beberapa bulan setelahnya, sehingga awal 2024 ini terjadi defisit bulanan neraca beras,” papar Arief diambil dari laman badanpangan.go.id, belum lama ini.

Artikel Selanjutnya Bayu Krisnamurthi Buka Suara Soal Utang otoritas ke Bulog

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button