Kesehatan

Cegah Kematian Balita Akibat Pneumonia, Dokter Ingatkan Orangtua Bawa Anak Imunisasi

Wanderviews.com – Pneumonia jadi salah satu faktor kematian tertinggi pada balita. Sehingga dokter spesialis anak ingatkan pentingnya imunisasi pneumonia untuk anak menjaga dari gejala berat akibat sistem kekebalan tubuh balita belum sempurna.

Data UNICEF menyebutkan terdapat 14,5% kematian pada bayi serta 5% pada balita yang dimaksud disebabkan oleh pneumonia. 

Radang paru atau pneumonia adalah infeksi akut yang tersebut disebabkan virus, zat asing, bakteri atau kuman di area saluran napas bawah yang digunakan memengaruhi paru, hingga dipenuhi cairan, lendir atau nanah. Kondisi ini memproduksi pasien mengalami kesulitan bernapas.

Dokter Spesialis Anak dr. Lindana Sastra, Sp.A, menjelaskan pneumonia disebabkan berbagai jenis bakteri antara lain Streptococus pneumonia, Hemophilus influenza, Staphylococcus aureus, Streptococcus grup B, dan juga kuman atipikal seperti klamidin dan juga Mycoplasma.

Bidan Puskesmas Cisimeut memberikan vaksin polio untuk pribadi anak Suku Baduy di tempat Kampung Cisadane, Lebak, Banten, Hari Jumat (26/8/2022) malam. [ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/wsj]
Bidan Puskesmas Cisimeut memberikan vaksin polio untuk seseorang anak Suku Baduy di dalam Kampung Cisadane, Lebak, Banten, hari terakhir pekan (26/8/2022) malam. [ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/wsj]

Selain faktor lingkungan, dr. Lindana juga menyebutkan tingginya nomor anak terinfeksi pneumonia juga dipicu beberapa faktor seperti bayi lahir dengan berat badan rendah, tak mendapatkan ASI yang digunakan adekuat, malnutrisi, defisiensi vitamin A, polusi udara, kemudian bukan mendapatkan imunisasi secara lengkap.

“Orang tua tidaklah perlu khawatir sebab gejalanya yang mana cenderung ringan seperti demam kemudian batuk dan juga tidaklah disertai dengan kesulitan bernafas. Namun apabila anak menunjukkan tanda-tanda gelisah, demam tinggi, khususnya apabila disertai dengan kesulitan bernafas maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan dengan dokter.” jelas dr. Lindana melalui keterangan yang diterima suara.com, Awal Minggu (15/1/2024).

Namun untuk menghindari gejala berat pada anak yang dimaksud berisiko seperti daya tahan tubuh lemah, mudah alergi atau anak dengan autoimun disarankan dijalankan imunisasi pneumonia. 

Menurut dr. Lindana walau ketika ini belum ada vaksin khusus untuk Mycoplasma Pneumonia. Namun orangtua sanggup lakukan langkah pencegahan dengan protokol kesehatan, menerapkan etika ketika batuk serta bersin hingga rutin mencuci tangan. 

Selain itu, terkait pemberian vaksin, vaksinasi Pneumokokus pada anak juga terus mengalami perkembangan mulai dari vaksin PCV 7 – PCV 10 – PCV 13 kemudian yang tersebut terbaru PCV 15. Sebelumnya dalam Juni 2022 lalu, Advisort Committee on Immunization Practices (ACIP, USA) telah lama merekomendasikan pemakaian PCV 15 sebagai pilihan vaksinasi pneumokokus pada anak usia dalam bawah 19 tahun selain PCV 13. 

“Sementara itu untuk pencegahan pneumonia secara keseluruhan bisa jadi menggunakan Vaksinasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) yang digunakan sejak bayi secara berkala,” tambah dia.

Vaksin PCV dengan serotype 15, merupakan jenis imunisasi yang dimaksud banyak direkomendasikan ahli kemampuan fisik untuk melindungi anak-anak dari pneumonia. 

(Sumber: Suara.com)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button