Tidak Hanya Makepung di Bali, 4 Daerah Hal ini Memiliki Tradisi Pacuan Kerbau
Jakarta – Perayaan panen di Tanah Air biasanya diwarnai dengan beragam upacara serta tradisi. Di beberapa daerah, kompetisi pacuan kerbau atau sapi bermetamorfosis menjadi tradisi pada rangka merayakan hasil panen. Berikut beberapa wilayah yang digunakan melaksanakan tradisi pacuan yang dimaksud dirangkum Tempo.co dari berubah-ubah sumber.
1. Makepung Bali
Makepung atraksi balapan kerbau berasal dari Daerah Jembrana, Bali. Kata makepung berasal dari kata makepung-kepungan (bahasa Bali) artinya berkejar-kejaran. Dilansir dari warisanbudaya.kemendikbud.go.id, makepung merupakan tradisi turun-temurun, warisan budaya petani yang mana sarat akan nilai leluhur yang tersebut harus dilestarikan. Awalnya atraksi ini ditujukan untuk kegiatan olahraga yang dimaksud selanjutnya terus berprogres kreativitas seni di dalamnya.
Atraksi makepung dalam sawah ini mengalami perkembangan sekitar tahun 1930 di masing-masing desa dengan joki berpakaian seperti prajurit kerajaan di dalam Jembrana zaman dulu, yaitu memakai destar, selendang, selempod, celana panjang, saput poleng (warna hitam putih), tanpa alas kaki lalu mengakibatkan pecut.
Makepung diselenggarakan pada jalanan sawah atau track tanah berbentuk “U” .Jalanan tanah berpasir berubah menjadi area favorit untuk balapan. Sedangkan panjang rute yang dilalui sekitar 4 kilo meter.
2. Barapan Kebo Sumbawa
Bergeser tambahan ke timur, Kota Sumbawa, Nusa Tenggara Barat juga miliki tradisi balapan kerbau atau biasa dia sebut “barapan kebo”. Dikutip dari sumbawakab.go.id, barapan kebo adalah acara tradisional para sandro (sebutan khalayak sakti bagi masyarakat Sumbawa), joki kemudian kerbau terbaik ketika tiba musim tanam.
Tradisi ini dilaksanakan pada beberapa desa dalam Sumbawa, seperti Desa Pamulung, Desa Moyo Hulu, Desa Senampar, Desa Poto, Desa Lengas, Desa Batu Bangka, Desa Maronge hingga Desa Utan sebagai acara budaya khas Sumbawa.
Barapan kebo diselenggarakan pada awal musim tanam padi. Arena barapan kebo berada dalam sawah yang digunakan sudah tergenang air setinggi lutut.
3. Balap Munding Tasikmalaya
Tak cuma di dalam wilayah timur, Indonesia bagian barat juga miliki tradisi pacuan kerbau. Di selatan Pusat Kota Tasikmalaya terdapat tradisi balap kerbau atau orang-orang sana menyebutnya pada bahasa Sunda, “balap munding”. Dilansir dari disparbud.jabarprov, balap munding berubah menjadi budaya tradisional yang mana berprogres sejalan prospek wilayah Cipatujah sebagai tempat peternakan kerbau. Balap kerbau sebenarnya acara para peternak pada berekreasi ke waktu senggang.
Acara ini diiringi kesenian rakyat seperti kendang penca, buncis, lalu dogdog. Acara dilakukan di dalam area seluas 40 hektar pada wilayah pantai Cipatujah yang dimaksud berubah menjadi agrowisata tempat peternak beternak kerbau dengan pendekatan tradisional.
Para wisatawan dapat mencoba mengikuti atraksi dengan menaiki kerbau milik peternak serta berlaga dengan wisatawan lainnya.
4. Pacu Jawi Sumatera Barat
Jauh lebih lanjut ke barat lagi, dalam Sumatera Barat terdapat atraksi serupa, yakni Pacu Jawi. Pacu jawi adalah permainan memacu sepasang sapi dalam sawah berair juga berlumpur yang tersebut diselenggarakan selepas panen. Awalnya, tradisi ini dimulai di dalam sebuah nagari, yaitu Nagari Tuo (desa tua) Pariangan Kota Tanah Datar. Permainan pacu jawi pada masa kini sudah ada diakui sebagai warisan budaya tak benda Sumatera Barat.
Artikel ini disadur dari Tidak Hanya Makepung di Bali, 4 Daerah Ini Memiliki Tradisi Pacuan Kerbau