Ekonomi

Luhut Dorong Pembangunan Fisik TPPAS Legok Nangka Senilai Mata Uang Rupiah 4 Billion Dipercepat

Bandung – Menteri Koordinator Lingkup Maritim serta Penyertaan Modal Luhut Binsar Pandjaitan menyokong agar pengerjaan fisik Tempat Pengolahan lalu Pemprosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka untuk wilayah Bandung Raya dengan nilai penanaman modal Rupiah 4 triliun agar dapat dipercepat

Hal ini disampaikan Luhut usai menyaksikan penandatanganan kerja identik pengerjaan TPPAS Legok Nangka untuk wilayah Bandung Raya antara pemerintah provinsi Jawa Barat, PT Jabar Enviromental Solutions (JES), juga PT Penjamin Infrastruktur Nusantara (PII) sebagai penjamin proyek tersebut. PT Jabar Enviromental Solutions (JES) merupakan aliansi yang tersebut beranggotakan Sumitomo Corporation, Hitachi Zosen, lalu Energia Prima Nusantara.

“Perjanjian kerja mirip yang ditandatangani hari ini merupakan peluang dari upaya panjang sejak 2019, serta saya berharap penyelenggaraan fisik ini sanggup dipercepat,” kata Luhut dalam sela penandatanganan perjanjian kerja sebanding perkembangan TPPAS Legok Nangka di Gedung Sate, Bandung, Jumat, 28 Juni 2024.

Luhut mengatakan, prasarana pengolah sampah (waste to energy) yang dimaksud akan mengakomodasi produksi sampah ke Bandung Raya sebanyak-banyaknya 200 ton sehari untuk menghasilkan kembali listrik sebesar 40 MW. Sampah yang dimaksud terserap yang dimaksud akan menurunkan polusi sampah pada Sungai Citarum. “Ini akan berdampak pada kualitas air Citarum,” kata dia.

Menunggu proyek yang dimaksud rampung, Luhut mengajukan permohonan agar di dalam permukiman padat penduduk di dalam sepanjang Citarum agar ditempatkan insinerator dengan kapasitas pengolahan 25-50 ton sampah per hari. “Insinerator ini saya kira akan menghurangi hampir seribu ton sampah lagi per hari, lalu akan memproduksi Bandung tambahan bersih lagi.”

Mewakili pemerintah Jepang, Senior Advisor to Minister of Enviroment Japan, Ono Hiroshi mengatakan, proyek Legok Nangka menjadi salah satu dari proyek kerja serupa disepakati sama-sama antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta Awal Menteri Jepan g Sinzo Abe tahun 2017.

Presiden Jokowi yang digunakan belum lama ini hadir di penghadapan antar pemimpin negara di forum Asia Zero Emission Community juga menyebutkan TPPAS Legok Nangka menjadi satu dari tiga proyek penting yang mana dikerjasamakan antara Tanah Air dan juga Jepang. Jepang, dikatakanya, akan setiap saat berazam menggalang pengembangan dunia usaha sirkular pada Indonesia.

Penjabat Pengelola Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan, proyek Legok Nangka dimulai tahun 2002. “Legok Nangka yang tersebut di dalam inisiasi sejak 2002, jadi pasca 22 tahun kemudian baru ada perjanjian kerja sama, itu pun baru PKS, saya masih deg-degan, konstruksinya mudah-mudahan dapat berjalan lancar,” tuturnya.

Sedikitnya pada hari ini ada tiga perjanjian kerja mirip yang digunakan ditandatangani. Tiga perjanjian kerja sebanding itu adalah antara pemerintah Jawa Barat kemudian PT JES, pemerintah Jawa Barat dengan PT PII, juga PT JES serta PT PII.

Direktur Utama PT PII Muhammad Wahid Sutopo mengatakan, PT PII ditugaskan oleh pemerintah melalui Kementerian Keuangan untuk menyiapkan skema penjaminan proyek TPPAS Legok Nangka. Rencana proyek yang dimaksud menggunakan skema KPBU. “Skema penjaminan ini yang dimaksud sedang kita bahas,” kata dia, Jumat, 28 Juni 2024.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Prima Mayaningtyas memaparkan tempat PT PII bermetamorfosis menjadi penjamin untuk kelangsungan proyek tersebut. Misalnya menjadi penjamin jikalau ada keterlambatan komitmen dari masing-masing pihak.

Dalam kerja mirip yang disebutkan PT JES selaku pengelola infrastruktur pengolahan sampah, pemerintah Jawa Barat mewakili pihak yang memasok sampah, sementara PT PII menjadi penjamin pada antara kedua pihak tersebut. Yang tersisa tinggal penuntasan perjanjian pembelian listrik yang dihasilkan TPPAS Legok Nangka oleh PLN.  

“Intinya mengatur bagaimana kewajiban mengirim sampah ke Legok Nangka dengan kualitas dan juga kuantitas yang dimaksud disepakati, bagaimana kewajiban memberikan tiping fee, bagaimana pembelian listrik oleh PLN itu dibahas setelahnya ini, juga beberapa ketentuan yang tersebut lainnya,” kata Prima, Jumat, 24 Juni 2024.   

Prima mengatakan, nilai proyek menembus Mata Uang Rupiah 4 triliun. Skor pembangunan ekonomi yang dimaksud di antaranya ditutup dari sarana VGF yang sudah ada dijanjikan Kementerian Keuangan dengan nilai Simbol Rupiah 1,3 triliun. “Dan kita dapat VGF Rupiah 1,3 triliun, kemudian beliau (PT JES) mendapatkan tiping fee Mata Uang Rupiah 386 ribu per ton, dan juga mudah-mudahan dapat diklaim dengan carbon credit mechanism nanti di dalam Negeri Matahari Terbit yang tersebut akan dibayarkan ke PLN serta BUP (PT JES) mendapat proporsi dari itu,” kata dia.

Nilai pembelian listrik yang digunakan pada usulkan pada PLN misalnya 13,5 sen Mata Uang Dollar per KWH. Prima mengklaim nilai itu mengikuti Perpres 35/2018. Adapun teknologi insinerator yang mana digunakan dijanjikan akan mengikuti standar baku mutu regulasi yang berlaku dalam Negeri Matahari Terbit juga Indonesia.

Sementara itu, kapasitas pengolahan sampah TPPAS Legok Nangka berkisar 1.853-2.131 ton per hari. TPPAS Legok Nangka dijadwalkan beroperasi pada 2029.

Artikel ini disadur dari Luhut Dorong Pembangunan Fisik TPPAS Legok Nangka Senilai Rp 4 Triliun Dipercepat

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button