Pendapatan Negara Merosot, Sri Mulyani: Pajak Melambat, Bea juga Cukai Menurun
Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mencatatkan data penerimaan pajak mengalami perlambatan. Penerimaan perpajakan Negara Indonesia pada Mei sesudah itu merosot dibandingkan tahun sebelumnya. Berikut dengan penerimaan dari Kepabeanan juga cukai juga turut berkurang secara tahunan. Selain itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP juga turun, sehingga apabila ditotal pendapatan negara secara keseluruhan dari pajak, kepabeanan juga cukai juga PNBP mengalami kontraksi 7,1 persen.
Bendahara negara menyatakan realisasi penerimaan pajak hingga Mei mengalami perlambatan. Sampai akhir Mei penerimaan dari pajak Rupiah 760,8 triliun, atau kontraksi 8,4 jika dibandingkan tahun setelah itu yang sebesar Rupiah 830,5. “Artinya baru 38,4 persen dari target APBN,” ujar Sri Mulyani pada konferensi pers pada Kantor Kementerian Keuangan, Kamis 27 Juni 2024.
Pada 2024, pemerintah menargatkan penerimaan pajak sebesar Simbol Rupiah 1.988,9 triliun. Penyumbang terbesar dari pajak adalah pajak penghasilan atau PPh non migas yakni Rupiah 443,72 triliun. Sri Mulyani mengemukakan penerimaan masih sesuai jalur, tapi grossnya secara bruto menurunkan 5,41 persen. Kontraksi ini akibat adanya pelemahan harga jual komoditas yang tersebut menyebabkan perusahaan khususnya sektor pertambangan mengalami penurunan keuntungan dibanding 2023.
Pajak pertambahan nilai atau PPN dan juga Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atau PPnBM terbanyak ke dua, hingga Mei nilainya sudah mencapai Simbol Rupiah 282,3 triliun. Naik 5,7 persen akibat kegiatan perekonomian atau belanja kontribusinya naik.
Pajak bumi kemudian bangunan atau PBB serta pajak lainnya Mata Uang Rupiah 5 triliun, berkurang 15 persen secara bruto. Penyebabnya menurut Sri Mulyani disebabkan tidaklah terbentuk kembali pembayaran tagihan 2023. Selain itu pajak penghasilan (PPh) migas sebesar Mata Uang Rupiah 29,3 triliun. Mengalami penurunan 20,6 persen. Sri Mulyani mengemukakan minusnya penerimaan sejalan dengan semakin turunya lifting migas.
Sementara itu, penerimaan Kepabeanan dan juga Cukai juga turun 7,8 persen secara tahunan atau year on year. Total penerimaan kepabeanan juga Cukai hingga akhir Mei sebesar Simbol Rupiah 109,1 triliun dari target Mata Uang Rupiah 321 triliun. Penerimaan pada Mei, terbagi melawan bea masuk Simbol Rupiah 20,3 trilun, bea mengundurkan diri dari Rupiah 7,7 triliun kemudian penerimaan terbanyak pada cukai sebesar Rupiah 81,1 triliun. Penerimaan Cukai mengalami penurunan 12,6 persen secara tahunan akibat turunnya cukai hasil tembakau.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun
Artikel ini disadur dari Pendapatan Negara Merosot, Sri Mulyani: Pajak Melambat, Bea dan Cukai Menurun