Bank Sentral Eropa Pangkas Suku Bunga, Dolar Turun ke Rp16.230/US$
Wanderviews.com –
Jakarta – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada membuka perdagangan hari ini seiring dengan sentimen positif terkait suku bunga bank sentral.
Merujuk data Refinitiv pada hari terakhir pekan (7/6/2024) rupiah dibuka di tempat Rp16.230 per dolar AS, naik 0,15% dibandingkan sikap penutupan kemarin.
Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin untuk pertama kalinya sejak 2019 dari level tertingginya sebesar 4,5%.
Suku bunga utama diturunkan menjadi 4,25%, suku bunga prasarana simpanan menjadi 3,75%, dan juga suku bunga pinjaman marjinal menjadi 4,5%. Namun, tekanan biaya pada negeri masih tetap memperlihatkan tinggi, yang mana menunjukkan masih adanya tantangan inflasi.
Para pelaku lingkungan ekonomi juga mengharapkan The Fed mengikuti jejak dari ECB yang dimaksud memangkas suku bunganya pada tahun ini.
Mengutip perangkat FedWatch, probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga pada konferensi bulan ini sebesar 99,9%.
Para pelaku lingkungan ekonomi mengamati kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini terjadi dua kali, yakni pada konferensi September dan juga Desember.
Pada rapat 18 September 2024, pangsa meninjau kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Sehingga target suku bunga menjadi 5,00%-5,25%. Kemudian, The Fed akan sekali lagi menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%-5,00% pada konferensi 18 Desember 2024.
Bank Indonesia juga mempunyai andil pada menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dengan intervensi pasar.
“Terkait NTR kami terus berupaya pada berada dalam gejolak global kami terus menjaga nilai tukar melakukan intervensi di tempat lingkungan ekonomi valas,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo di rapat kerja dengan Komisi XI, dalam Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (5/6/2024).
Lebih lanjut, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI Edi Susianto mengungkapkan bahwa BI tentunya setiap saat mengawal dengan masuk pangsa untuk menegaskan keseimbangan supply demand lingkungan ekonomi valas pada market, dan juga rupiah ditutup lebih lanjut rendah dari tempat opening hari ini. Hal ini terbukti mampu memproduksi rupiah berada di area zona positif.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya Penyebab Dolar Tembus Rp15.800: Negeri Paman Sam Hingga Sengketa Pemilihan Umum di dalam MK