Saham Totalindo (TOPS) Sentuh Rp1, Ambles 50%
Wanderviews.com –
Jakarta – Emiten pembangunan PT Totalindo Eka Persada Tbk (MFIN) terpantau sudah ada menyentuh biaya Mata Uang Rupiah 1 per saham pada perdagangan pertemuan I Hari Jumat (7/6/2024).
Per pukul 11:30 WIB, saham TOPS ambles hingga 50% pada pertemuan I hari ini. Diketahui, saham TOPS sejatinya telah mendekam di dalam bawah biaya Simbol Rupiah 5 per saham hampir sebulan. Bahkan, tak hanya saja kali ini belaka saham TOPS menyentuh Rupiah 1 per saham. Pada perdagangan Rabu lalu, saham TOPS juga telah menyentuh tempat tersebut.
Belum diketahui penyulut pasti amblesnya saham TOPS hingga menyentuh tarif Rupiah 1 per saham. Namun, saham TOPS sudah ada masuk ke di papan pemantauan khusus sejak 31 Mei lalu. Sedangkan saham TOPS sudah ada mendekam di dalam bawah tempat Simbol Rupiah 5 per saham sejak 7 Maret lalu.
TOPS adalah emiten yang dimaksud bergerak di dalam bidang proyek konstruksi yang tersebut meliputi perkembangan apartemen, hotel, pabrik, sekolah, hingga jalan tol. Saham ini merupakan satu dari 16 saham sitaan Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait persoalan hukum Jiwasraya.
Kejagung diketahui terus melancarkan aksi jual saham TOPS hingga kedudukan nilai Rupiah 2 per lembar. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total saham Kejagung pada TOPS mencapai 3,2 miliar lembar, setara 9,6% dari total saham beredar.
Adapun di dalam papan pemantauan khusus, saham TOPS mendapatkan notasi khusus yakni 1, yang mana berarti nilai tukar rata-rata saham selama 6 bulan terakhir di dalam Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Simbol Rupiah 51 per saham.
Saham TOPS juga telah mendekam di dalam bawah level psikologis Rupiah 50 per saham sejak akhir November 2023, sehingga dapat dikatakan sudah ada cukup lama saham TOPS menjadi saham ‘gocap’, bahkan sekarang menjadi saham ‘satu perak’.
Dari kinerja keuangannya, TOPS baru melaporkan pada kuartal IV-2023 atau full year 2023. Pada periode tersebut, TOPS mencatat kerugian Rp3 26 miliar pada tahun lalu. Kerugian yang dimaksud membengkak dibandingkan tahun 2020 yang digunakan mencapai Rupiah 94 miliar.
Pendapatan TOPS sepanjang 2023 mencapai Rupiah 343 miliar, anjlok 55% dibandingkan 2022 yang tersebut sebesar Simbol Rupiah 762 miliar.
Penurunan pendapatan yang dimaksud signifikan yang disebutkan menciptakan laba bruto perseroan turun dari Rp80 miliar menjadi Rupiah 13 miliar. Alhasil, merugi perniagaan TOPS melonjak dari Simbol Rupiah 3 miliar menjadi Rupiah 38 miliar.
Kerugian besar emiten pembangunan yang disebutkan berasal dari beban lainnya yang tersebut mencapai Simbol Rupiah 260 miliar. Lonjakan ini berasal dari pos beban cadangan penurunan nilai piutang yang dimaksud menembus Mata Uang Rupiah 482 miliar serta kerugian pada pembangunan ekonomi pada ventura dengan Rp206 miliar. Akibatnya, kerugian bersih TOPS menembus Rupiah 326 miliar.
Dari pos neraca, sikap kas dan juga setara kas yang tersebut dimiliki TOPS juga minim semata-mata Rupiah 7,3 miliar. Sementara tagihan bruto untuk pemberi kerja mencapai Simbol Rupiah 482 miliar.
Sementara ekuitas perseroan tercatat Mata Uang Rupiah 429 miliar dengan tersisa laba mencatat defisit hingga Rupiah 570 miliar. Saldo defisit ini merupakan akumulasi kerugian yang digunakan dialami TOPS selama bertahun-tahun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk-produk jurnalistik merupakan pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tiada bertujuan mengundang pembaca untuk membeli, menahan, atau berjualan komoditas atau sektor penanaman modal terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami bukan bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang digunakan timbul dari kebijakan tersebut.
Artikel Selanjutnya Prabowo Bagi Pengalaman Main Pasar Modal-Jawab Kritik Food Estate