Wanderviews.com –
Jakarta – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelahnya Bank Indonesia (BI) memberikan angin segar seiring dengan cadangan devisa (cadev) yang dimaksud mengalami kenaikan.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,4% di area hitungan Rp16.190/US$ pada hari ini, hari terakhir pekan (7/6/2024). Apresiasi rupiah ini sejalan dengan penguatan yang mana telah lama terjadi kemarin (6/6/2024) sebesar 0,15%.
Secara mingguan, rupiah juga terpantau menguat 0,34% terhadap dolar AS. Hal ini berbanding terbalik dengan pergerakan minggu sebelumnya yang tersebut melemah sebesar 1,59%.
Sementara DXY pada pukul 14:57 Waktu Indonesia Barat turun tipis ke nomor 104,04 atau melemah 0,06%. Angka ini lebih banyak rendah apabila dibandingkan penutupan kemarin yang dimaksud berada di tempat bilangan bulat 104,1.
Penguatan rupiah terjadi pasca BI merilis data cadev yang mana mengalami kenaikan sebesar US$2,8 miliar menjadi US$139 miliar pada Mei 2024.
“Kenaikan tempat cadangan devisa yang disebutkan antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan juga jasa dan juga penerbitan global bond pemerintah,” tulis BI daam siaran pers, hari terakhir pekan (7/6/2024).
Posisi cadangan devisa yang dimaksud setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor lalu pembayaran utang luar negeri pemerintah, juga berada di dalam melawan standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa yang dimaksud mampu menyokong ketahanan sektor eksternal dan juga menjaga stabilitas makroekonomi lalu sistem keuangan.
Hal ini memberikan sentimen positif bagi pelaku lingkungan ekonomi lantaran dengan dana cadangan yang dimaksud cukup besar ini akan memberikan bantalan bagi BI yang digunakan lebih lanjut leluasa untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya Gubernur BI Ungkap Alasan Rupiah Menguat di dalam Awal 2024
