Impor Beras Naik 202% Saat Harga Selangit kemudian Bansos Jokowi Diperpanjang
Wanderviews.com –
Jakarta – Aliran beras impor deras masuk ke Indonesia pada tahun ini, di dalam sedang rencana Presiden Joko Widodo menunda penyaluran bantuan sosial atau bansos beras hingga Desember 2024 juga harganya yang masih tinggi.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai impor beras pada periode Januari-April 2024 telah dilakukan mencapai 1,81 jt ton, naik 202,88% dibandingkan dengan periode yang dimaksud sebanding tahun lalu sebanyak 600,33 ribu ton. Kuantitas impornya juga naik sebesar 284,61% menjadi US$ 1,17 miliar dari sebelumnya US$ 304,78 juta.
Pada April 2024, ukuran impor beras sudah mencapai 370.29 ribu ton, atau naik 318,72% dibandingkan realisasi impor pada bulan yang tersebut sejenis tahun lalu sebanyak 88,43 ribu ton. Namun, realisasi April 2024 melambat, lantaran turun 34,72% dari Maret 2024 yang mencapai 567,21 ribu ton.
Mayoritas beras impor Indonesia pada periode Januari-April 2024 berasal dari Thailand seberat 764,59 ribu ton, disertai Vietnam sebanyak 505,67 ribu ton, Pakistan sebesar 298,56 ribu ton, kemudian India 231,69 ribu ton. Sisanya, dari negara lain sebanyak 15,27 ribu ton.
Sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan pemerintah masih memberikan bantuan pangan terdiri dari beras 10 kilogram ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM) hingga Desember 2024. Hal itu dijalankan sebab kenaikan nilai tukar tarif pangan secara internasional.
“Jadi kenapa beras 10 kilogram diberikan terhadap bapak ibu semua? lantaran ada kenaikan biaya beras,” kata Jokowi di area Kompleks Pergudangan Bulog Laende, Kota Muna, Sulawesi Tenggara, Hari Senin (13/5/2024).
Oleh sebab itu, ia mengungkapkan pemerintah telah dilakukan melanjutkan pemberian bantuan pangan sebagai beras 10 kilogram hingga Juni 2024. Rencananya pemberian bantuan akan diperpanjang hingga akhir tahun ini.
“Jadi yang 10 kilogram ini akan diteruskan sampai Juni, lalu akan kita lihat kalau nanti APBN itu ada ruang anggarannya akan diteruskan sampai Desember. Kita berdoa bersama-sama ya supaya dapat terus sampai Desember,” sambungnya.
Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatatkan data nilai beras masih berada di dalam menghadapi Harga Acuan Penjualan (HAP) serta Harga Eceran Tertinggi (HET). Hal ini berdasarkan pantauan tarif yang tersebut dilaksanakan Bapanas sampai dengan 11 Mei 2024 kemarin.
Deputi Area Kerawanan Pangan kemudian Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo mengatakan, terkait pantauan biaya sampai dengan 11 Mei 2024 menunjukkan. ada beberapa komoditas yang digunakan harganya sudah ada pada melawan HAP kemudian HET diantaranya adalah beras.
“Kalau dilihat beras itu kecenderungannya naik atau merah, itu teristimewa di tempat wilayah zona 3. Di zona 3 untuk beras medium itu pada kedudukan kenaikannya 25%. Hal ini terjadi oleh sebab itu zona 3 tidak tempat yang penghasil beras, sehingga ada proses serta distribusi yang tersebut membutuhkan waktu. Ini adalah faktor kenapa zona 3 relatif tinggi,” jelas Nyoto pada Rapat Kerjasama Pengendalian Inflasi Daerah, Hari Senin (13/5/2024).
Jika mengacu ketentuan HET, pembagian wilayah atau zona harga jual adalah Zona 1 yang dimaksud meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, juga Sulawesi. Sementara itu, Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan juga Sumsel, NTT, juga Kalimantan. Kemudian, zona 3 meliputi Maluku lalu Papua. Adapun kenaikan beras medium pada berhadapan dengan HET, kata dia, besarannya hanya saja 6%.
Hingga 16 Mei 2024, tarif beras juga masih naik. Mengutip data Panel Harga Bapanas, harga jual beras premium bertengger dalam level Simbol Rupiah 15.710 per kg atau naik 1,09% dari hari sebelumnya. Beras medium juga naik 0,07% menjad Simbol Rupiah 13.520 per kg
Artikel Selanjutnya Gawat! Bos Pangan Sebut Stok Beras RI Awal Tahun Defisit 2,8 Juta Ton