Entertainment

Upacara Rajah Menambah Nuansa Mistis kemudian Kengerian Usai Penayangan Film Jurnal Risa

Jakarta – Prosesi Upacara Rajah yang dimaksud direalisasikan oleh Ranggana Purwana (Angga), anggota kelompok Jurnal Risa, mengundang gimmick kengerian di dalam XXI Epicentrum, Ibukota Selatan. Terlebih, upacara itu diwujudkan usai penayangan screening film Jurnal Risa by Risa Saraswati pada Kamis, 4 Juli 2024. 

Upacara Rajah tak belaka menambahkan elemen kengerian untuk penonton juga penggemar yang digunakan hadir, tetapi juga menggambarkan sebuah pentas seni yang digunakan magis. Sesuai dengan tema supernatural yang diusung oleh film tersebut.

Dimulai dengan pemakaian alat musik tradisional seperti suling, angklung, dan juga kecapi, Angga juga dikelilingi oleh sesajen juga keris. Suasana semerbak kembang melati menyertai ritual yang digunakan mengejutkan perhatian banyak penduduk di lokasi. Kemudian, Angga mulai melantunkan tembang-tembang berbahasa Sunda.

Makna Rajah di Budaya Tradisional Nusantara

Rajah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI), merupakan suratan atau pandangan yang tersebut dipercayai miliki kekuatan magis sebagai jimat untuk melindungi dari penyakit lalu bahaya. Dalam konteks kepercayaan tanah Jawa, Rajah juga berfungsi sebagai alat magis untuk terapi dan juga pengamanan spiritual.

“Suratan (gambaran, tanda, dan juga sebagainya) yang digunakan dipakai sebagai azimat (untuk penolak penyakit kemudian sebagainya),” demikian dikutipkan melalui laman resmi KBBI Kemdikbud RI pada Jumat, 5 Juli 2024.

Sedangkan arti Rajah, menurut Tesaurus Tematis Bahasa Negara Indonesia juga merujuk pada mantra permohonan izin terhadap leluhur sebelum diadakan upacara atau pertunjukan kesenian tradisional.

Melansir dari laman resmi Aliansi Warga Adat Nusantara (AMAN), Rajah pada adat Sunda merupakan sebuah lagu yang tersebut dinyanyikan oleh juru kawih, didampingi musik kecapi serta suling. Fungsinya adalah untuk berdoa memohon proteksi dan juga mengundang roh leluhur Sunda. Penting untuk diingat bahwa Rajah mempunyai aturan ketat, di antaranya larangan untuk mengubah lirik, irama, atau musiknya.

Dalam kekayaan budaya Sunda, Rajah miliki peran sentral yang tersebut tidaklah hanya saja sebagai penanda pembuka dan juga penutup upacara, tetapi juga sebagai jembatan spiritual dengan planet leluhur. Rajah terbagi berubah jadi dua bentuk utama: Rajah Bubuka, sebagai permulaan suci dengan doa serta panggilan terhadap roh leluhur seperti Prabu Siliwangi; lalu Rajah Pamunah, yang digunakan mengakhiri dengan ungkapan syukur.

Namun, pada balik keanggunan tradisi ini, muncul juga cerita menantang yang melekat pada Rajah. Misalnya, Rajah Siliwangi, yang digunakan diyakini jikalau dimainkan sembarangan pada berada dalam malam, dapat memanggil harimau atau harimau putih, sebagai manifestasi dari kekuatan mistis Prabu Siliwangi. Rajah ini banyak menghiasi pertunjukan pantun, wayang, teater Sunda, kemudian upacara adat, menghidupkan kembali cerita-cerita kuno dengan kreativitas yang mana memukau.

Jurnal Risa: Teror Supranatural di Layar Lebar

Risa Saraswati, melalui konten-konten horornya yang tersebut terkenal ke kanal YouTube Jurnal Risa, mempersembahkan sebuah film horor yang tersebut menantang dengan judul Jurnal Risa by Risa Saraswati. Film ini diadaptasi dari kisah nyata, yakni salah satu episode paling menakutkan bagi tim Jurnal Risa. Mengisahkan tentang upaya mengusir entitas menyeramkan bernama Samex, yang mana konon, menyebutkan namanya belaka dapat menyebabkan hal-hal buruk di dalam hidup nyata.

“Ini adalah pertama kalinya kita muncul di dalam layar lebar, sangat berbeda kalau kita nge-YouTube marena ada script (naskah), jadi itu salah satu challenge (tantangan) buat kita,” ujar Risa, ketika ditemui ke XXI Epicentrum, DKI Jakarta Selatan, pada Kamis, 4 Juli 2024.

Film yang tersebut disutradarai oleh Rizal Mantovani ini turut diperanoan tokoh asli dari Jurnal Risa dan juga beberapa tokoh lainnya yang tersebut terlibat terlibat pada kejadian, satu di antaranya Risa Saraswati, Prinsa Mandagie, Ranggana Purwana, Nicko Irham, Indy Ratna Pratiwi, Riana Rizki, Abimanyu Bhakti Pratama, Sandi Pradana, Dimas Tri Adityo, Kang Jevi, Fahrul Rahman, Watra Novrisyah, juga Yusef Muldiyan.

Diproduksi oleh MD Pictures, Jurnal Risa by Risa Saraswati mengusung genre mockumentary yang dimaksud akan memberikan ketegangan lalu kesan horor yang nyata, khas film dokumenter. Film ini dijadwalkan rilis pada 11 Juli 2024 pada seluruh bioskop Tanah Air.

ALIANSI MASYRAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) | KEMDIKBUD RI

Artikel ini disadur dari Upacara Rajah Menambah Nuansa Mistis dan Kengerian Usai Penayangan Film Jurnal Risa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button