Banyak Insiden Turbulensi, Korean Air Ubah Kebijakan Makan selama Penerbangan
Jakarta – Banyaknya insiden turbulensi memproduksi Korean Air mengubah kebijakan makan selama penerbangan. Maskapai penerbangan itu berhenti menyediakan layanan di penerbangan 40 menit sebelum mendarat mulai 1 Juli pada penerbangan jarak menengah juga terpencil untuk melakukan konfirmasi keselamatan penumpang.
Dalam sebauah pernyataan yang tersebut diambil oleh surat kabar Korea Times, awak kabin pada masa kini diharapkan fokus pada keselamatan penumpang serta merek sendiri sebelum turun.
Ini tidak pertama kali Korean Air mengubah kebijakan makan. Sebelumnya, maskapai penerbangan ini telah menghentikan layanan hanya sekali 20 menit sebelum mendarat.
Juni lalu, Korean Air mengalami depresurisasi atau penurunan tekanan udara di dalam di kabin pesawat yang dimaksud tak terkendali. Sebanyak 13 penumpang pada penerbangan KoreanAir tujuan Taiwan dirawat ke rumah sakit. Penerbangan yang mana mengakibatkan 125 penumpang itu berangkat dari Bandara Internasional Incheon pada hari Hari Sabtu sore, 22 Juni 2024.
Banyak Insiden Turbulensi
Insiden turbulensi berbagai dialami maskapai penerbangan akhir-akhir ini. Pada Mei, sebuah penerbangan Singapore Airlines dilanda turbulensi yang mana sangat parah. Penerbangan SQ321 secara tiba-tiba mengalami turbulensi ekstrem selama layanan sarapan pada waktu terbang dalam melawan Cekungan Irrawaddy ke Myanmar.
Seorang penumpang Inggris berusia 73 tahun meninggal akibat dugaan serangan jantung, sementara beberapa lainnya menderita cedera tulang belakang, otak, juga tengkorak pasca mereka terlempar ke sekitar kabin.
Turbulensi terus-menerus berubah jadi ancaman ketika pesawat turun dikarenakan perbedaan suhu yang dimaksud besar antar-ketinggian. Industri penerbangan global melaporkan bahwa insiden turbulensi meningkat dua kali lipat pada kuartal pertama tahun 2024 dibandingkan lima tahun sebelumnya.
Singapore Airlines juga menerapkan pembatasan baru diantaranya penangguhan layanan makanan pada penerbangan saat tanda sabuk pengaman dinyalakan.
Turbulensi Air Europa
Terakhir, sebuah pesawat Air Europa yang mana berangkat dari ibu kota Spanyol, Madrid, ke Montevideo, ibu kota Uruguay, harus dialihkan ke Brasil akibat mengalami turbulensi parah yang tersebut menyebabkan penumpang terbang menyeberangi kabin. Saat melintasi Samudra Atlantik, penerbangan UX045, yang dimaksud dioperasikan dengan Boeing 787-9 Dreamliner, mengalami turbulensi parah juga dialihkan ke Bandara Natal, ke Brasil.
Para ahli iklim memperkirakan turbulensi, kemudian khususnya turbulensi yang digunakan parah, kemungkinan akan bermetamorfosis menjadi lebih banyak ekstrem seiring dengan pemanasan global.
VN EXPRESS | TRAVEL WEEKLY
Artikel ini disadur dari Banyak Insiden Turbulensi, Korean Air Ubah Kebijakan Makan selama Penerbangan