Entertainment

Tan Ek Tjoan, Roti Legendaris dari Bogor yang tersebut Ada sejak Zaman Hindia Belanda

Bogor – Berawal dari sulitnya bangsawan Belanda mencari roti yang dimaksud pada waktu itu berubah jadi makanan umum bagi kalangan menghadapi di zaman Hindia Belanda, pada 1920 Phoa Kie Nio membuka gerai roti buatan rumah atau home made. Perempuan keturunan Tionghoa itu memiliki pengalaman lalu belajar menimbulkan roti dari khalayak Belanda. Phoa menggunakan nama sang suami, Tan Ek Tjoan, sebagai merek roti. Kini Tan Ek Tjoan yang tersebut sudah ada berusia 104 tahun itu berubah jadi roti legendaris dari Bogor yang tersebar pada pelbagai wilayah, khususnya di dalam wilayah Jabodetabek. 

Lydia Cynthia Elia, penerus Tan Ek Tjoan, menceritakan kisah roti legendaris ini terhadap Tempo di tokonya, Jalan Siliwangi, Perkotaan Bogor, Kamis, 18 Juli 2024. 

“Jadi pembuat roti pertama adalah oma atau nenek kami, nama Tan Ek Tjoan itu adalah kakek kami. Penamaan itu sebagai wujud cinta nenek untuk kakek,” kata dia. 

Toko roti Tan Ek Tjoan pada gerasi pertama hingga paruh generasi kedua yang mana terletak dalam Jl. Perniagaan (sekarang Jl. Suryakencana) Bogor Tengah, Daerah Perkotaan Bogor. (Dok. Tan Ek Tjoan)

Profesi Awal Tan Ek Tjoan 

Tan Ek Tjoan awalnya berprofesi sebagai tukang es juga Phoa Kie Nio membantu perekonomian keluarga dengan berjualan kue kering kemudian basah dalam sebuah toko di dalam Jalan Perniagaan (sekarang Jalan Suryakencana) No. 159, Bogor Tengah, Daerah Perkotaan Bogor. Pada generasi pertama 1920 hingga 1958 lalu paruh generasi kedua, toko yang dimaksud berubah menjadi toko roti Tan Ek Tjoan. 

Karena semakin maju, generasi kedua, ke bawah kepemimpinan Tan Bok Nio, membuka toko dalam persimpangan Jalan Siliwangi nomor 176, Bogor Selatan, Daerah Perkotaan Bogor, pada 1974. Setelah Tan Biok Nio wafat pada 1992, kepemimpinan roti merk Tan Ek Tjoan beralih untuk anak pertamanya. Namun, anak pertama Tan Bok Nio hanya saja bertahan tiga tahun memimpin. Usaha roti ini diteruskan oleh Lydia, anak kedua Tan Biok Nio, sejak 1995 sampai sekarang. 

“Tahun 1995 kakak meninggal serta saya yang meneruskan untuk generasi ketiga ini sampai sekarang,” kata Lydia. 

Pemilik Tan Ek Tjoan generasi ketiga Lydia Cynthia Elia sama-sama suami Hadi D Setiawan ketika menceritakan sejarah merek roti legendaris Bogor ini dalam tokonya ke Jl. Siliwangi No. 176, Bogor Selatan, Daerah Perkotaan Bogor. Kamis, 18 Juli 2024. TEMPO/M.A MURTADHO

Punya Dua Toko Roti

Lydia mengungkapkan roti Tan Ek Tjoan hanya sekali miliki satu toko yakni di dalam Jalan Siliwangi, juga satu gerai pada Taman Mini Nusantara Indah atau TMII. Gerai kedua ini, kata Lydia, dibuat melawan permintaan manajemen TMII yang ingin roti Tan Ek Tjoan berubah menjadi salah satu maskot sebagai roti legendaris asli Indonesia.

Lydia menyebut, pemasaran dalam luar Bogor hanya saja dijalankan oleh mitra perusahaan menggunakan grobak keliling. Gerobak ini memiliki ciri khas dua warna yakni warna kekuningan lalu cokelat. Dua warna itu mewakili gandum juga tanah. 

Jenis-jenis roti yang diproduksi oleh Tan Ek Tjoan beragam, mulai roti tawar sampai bimbam. Namun, menurut Lydia, Tan Ek Tjoan identik dengan roti gambang dari dulu hingga sekarang. Lydia menyebut, best seller produksi perusahaannya adalah gambang, tawar, dan juga roti citarasa keju serta cokelat. Harganya mulai dari Rp8.000 hingga belasan ribu rupiah, sesuai dengan rasa serta ukuran roti. 

Piihan Editor: 8 Daftar Kuliner ke Jalan Suryakencana Bogor, Termasuk Laksa, Doclang serta Cungkring

Artikel ini disadur dari Tan Ek Tjoan, Roti Legendaris dari Bogor yang Ada sejak Zaman Hindia Belanda

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button