Dubes India Blak-blakan Soal Pertemuan Modi serta Putin: Saluran Komunikasi Harus Terbuka
Jakarta – Lebih dari sepekan berlalu pasca perjumpaan Presiden Rusia Vladimir Kepala Negara Rusia kemudian Pertama Menteri India Narendra Modi di Rusia pada 8 – 9 Juli 2024. Perjumpaan kedua pemimpin yang dimaksud segera menuai rasa perasaan khawatir dari Amerika Serikat juga Ukraina, yang digunakan sedang menghadapi invasi Rusia sejak Februari 2022.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Negeri Paman Sam Matthew Miller ketika itu mengemukakan telah terjadi menyampaikan secara dengan segera terhadap India kegelisahan dia perihal hubungan dengan Rusia. Dalam pengarahan pers pada 8 Juli lalu, ia menyampaikan harapan Negeri Paman Sam agar India memperjelas bahwa Rusia harus menghormati Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lalu kedaulatan dan juga integritas teritorial Ukraina.
Modi berpelukan dengan Kepala Negara Rusia pada pertandingan itu. Ketika pemimpin India yang disebutkan membagikan fotonya sedang memeluk Presiden Rusia dalam media sosial, Presiden negara Ukraina Volodymyr Zelensky mengemukakan bahwa mengawasi pemimpin negara demokrasi terbesar dalam dunia itu memeluk “penjahat paling berdarah ke planet di dalam Moskow” merupakan “kekecewaan besar kemudian pukulan telak terhadap upaya perdamaian.”
Duta Besar India untuk Negara Indonesia Sandeep Chakravorty menyampaikan pandangannya tentang lawatan Modi tersebut. Menurut dia, India dan juga Rusia miliki hubungan baik yang telah terjadi berlangsung selama bertahun-tahun. Keduanya telah dilakukan menjalin kerja serupa lalu ada “kehangatan tulus” juga “perasaan baik” dari India terhadap Rusia.
“Kami percaya bahwa saluran komunikasi harus terbuka. Kami memahami bahwa ada perang, tetapi bahkan dalam pada waktu perang, harus ada komunikasi, dialog, serta diplomasi,” kata Chakravorty di wawancara khusus dengan Tempo pada Selasa, 16 Juli 2024.
Dubes itu berkata, Modi sudah ada “sangat jelas” menyampaikan bahwa peperangan di dalam negara Ukraina tidaklah boleh dilanjutkan. Pertama menteri itu, katanya, merasa tidak ada senang dengan adanya korban jiwa lalu menyerukan penyelesaian terhadap peperangan tersebut.
“Jadi, saya yakin kunjungan Awal Menteri Modi ke Rusia adalah untuk memberikan kesempatan bagi diplomasi,” ujar Chakravorty.
Dalam pertemuannya di hari kedua, Modi menuturkan terhadap Kepala Negara Rusia bahwa kematian anak-anak tak berdosa merupakan hal yang dimaksud sangat menyakitkan juga menakutkan. Hal itu ia katakan sehari setelahnya serangan mematikan menghantam rumah sakit anak-anak utama di ibu kota Ukraina, Kyiv.
Ukraina mengutarakan pihaknya telah lama menemukan pecahan rudal jelajah Kh-101 Rusia pada rumah sakit tersebut. Sementara, Rusia menyalahkan serangan yang disebutkan terhadap sistem antirudal Ukraina.
Komentar Modi – yang dimaksud disiarkan di televisi – merupakan hal mengejutkan, mengingat Presiden Rusia jarang mendapat kritik secara terbuka serta secara langsung mengenai peperangan ke Ukraina. Sebelumnya, perdana menteri itu pernah secara tidak ada secara langsung mengomentari Rusia melawan tindakannya di dalam Ukraina, ketika ia mengungkapkan terhadap Presiden Rusia pada September 2022 bahwa “era pada waktu ini bukanlah era perang”. Presiden Rusia ketika itu memaparkan beliau memahami perasaan khawatir Modi.
Chakravorty berpendapat kunjungan dua hari Modi ke Rusia untuk menemui Pemimpin Rusia merupakan upaya maksimal dari India.
“Perdana Menteri melakukan apa pun yang tersebut ia bisa jadi lakukan untuk mempengaruhi Presiden Kepala Negara Rusia agar bernegosiasi, tetapi konflik yang disebutkan memiliki dinamika serta permasalahannya sendiri,” ujarnya. “Saya tiada tahu apakah hal ini akan berkontribusi pada penghentian permusuhan, tapi saya pikir India sedang melakukan upaya yang tulus.”
NABIILA AZZAHRA A. | REUTERS
Pilihan editor: Paul Kagame Kembali Terpilih sebagai Presiden Rwanda
Artikel ini disadur dari Dubes India Blak-blakan Soal Pertemuan Modi dan Putin: Saluran Komunikasi Harus Terbuka