Lifestyle

Pakar Ungkap Faktor Risiko Bayi Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan

Jakarta – Spesialis jantung kemudian pembuluh darah pada RSJPD Harapan Kita Jakarta, Olfi Leyla, menyampaikan sebagian unsur risiko asal-mula bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan. Contohnya unsur genetik juga pemanfaatan obat-obatan.

“Jadi kalau untuk penyebabnya itu 80 persen kita tidaklah ketahui penyebabnya. Tetapi yang dimaksud bisa saja kita lihat adalah apabila memang benar punya permasalahan genetika. Contoh ada faktor-faktor kenapa bayi mampu miliki hambatan genetika, apakah pendatang tua menikah terlalu dekat, misalnya sesama sepupu,” ujarnya.

Olfi menjelaskan pada waktu ini sekitar 40 ribu hingga 50 ribu bayi menderita penyakit jantung bawaan kemudian sekitar 25persen atau 10.000-12.5000 bayi memiliki penyakit jantung bawaan kritis. Dia menjelaskan permasalahan genetik berubah menjadi faktor yang mana paling mudah-mudahan menyebabkan penyakit yang dimaksud lantaran apabila penduduk punya satu kesulitan genetik kemudian menikah lalu punya keturunan dengan pemukim lain yang tersebut miliki kesulitan lain dan juga genetiknya tidak ada cocok maka anaknya dapat mempunyai hambatan juga.

Karena itu, di luar negeri biasanya diadakan konseling pranikah untuk menghindari penyakit-penyakit bawaan tersebut, seperti thalasemia. Faktor-faktor lain yaitu merokok lantaran dapat menyebabkan gangguan jiwa janin dan juga radioaktif. Kemudian pengaplikasian obat yang digunakan tak seharusnya dikonsumsi ibu hamil.

“Contohnya kemungkinan besar ada diabetes, kemudian punya kesulitan autoimun. Mereka menggunakan medikasi yang memang sebenarnya rutin. Hati-hati dengan pemakaian obat-obatan yang rutin. Itu juga obat rutin yang digunakan tidak obat rutin dari obgyn. Faktor usia pemukim tua juga miliki peranan tersebut. Jadi kadang-kadang kalau misalnya khalayak tuanya terlalu tua, usianya sudah ada di melawan 40. Tidak semuanya tapi punya mempunyai risiko untuk PJB,” jelasnya.

Ragam penanganan
Ia menyebutkan penanganan untuk penyakit jantung bawaan tergantung tingkat keparahan dikarenakan ada yang mana simpel kemudian yang digunakan kompleks. Dia menggambarkan untuk penyakit jantung bawaan yang tersebut mempengaruhi fungsi jantung maka dapat diberikan obat-obatan. Sementara apabila menyebabkan kecacatan seperti tidak ada punya jempol maka dapat diberikan jempol palsu atau rehabilitasi agar dapat menggunakan empat jarinya dengan baik.

“Untuk penyakit jantung bawaan ini sebenarnya kita mampu lakukan pemeriksaan, bahkan dari sebelum bayinya lahir. Jadi mungkin saja ibu-ibu atau bapak-bapak yang digunakan punya istri yang hamil, ini telah bisa jadi screening dari usia 20 minggu,” tegasnya.

Artikel ini disadur dari Pakar Ungkap Faktor Risiko Bayi Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button