Stop beri obat manusia ke anabul, ternyata bisa jadi jadi racun
Ibukota Indonesia – Memberikan anabul alias hewan peliharaan tersayang obat untuk manusia tanpa pengawasan dokter wajib dihentikan, utamanya parasetamol sebab berbahaya dan juga berakibat fatal, kata dokter hewan jebolan Universitas Gadjah Mada, Radhiyan Fadiar Sahistya.
“Hewan peliharaan pasti ada waktunya dia sakit, lalu parasetamol masih sejumlah dipakai pemilik hewan untuk anabulnya, padahal, parasetamol itu bukan boleh diberikan untuk anjing dan juga kucing, dikarenakan racun untuk mereka,” kata ia pada penghargaan wicara Whiskas pada Central Park, Jakarta, Jumat.
Banyak pemilik hewan peliharaan cenderung memberikan ramuan yang mana biasanya digunakan oleh manusia terhadap hewan mereka, dengan harapan dapat mengobati penyakit atau kondisi yang digunakan serupa.
Namun, tindakan ini mampu jadi berbahaya, sebab tubuh hewan peliharaan, seperti anjing serta kucing, kerap kali merespons obat-obatan secara berbeda dibandingkan dengan manusia.
Radhiyan menjelaskan, obat tertentu dapat menyebabkan reaksi toksik yang tersebut kritis pada hewan, di antaranya kecacatan organ, reaksi alergi, atau bahkan kematian.
Banyak kasus, pasien datang mengakibatkan hewan peliharaan dengan gejala gangguan jiwa hati, bahkan wajahnya bengkak, tanpa diketahui itu sebenarnya sebab keracunan parasetamol. Itu pun situasi yang masih beruntung, juga masih sempat dibawa ke dokter,” ujar Radhiyan.
Dokter yang sudah pernah miliki 15 klinik hewan itu mengatakan, pengaplikasian obat manusia tanpa pengawasan dokter hewan dapat mengakibatkan dosis yang tidaklah tepat lalu efek samping yang tidaklah diinginkan, sehingga sangat penting untuk terus-menerus berkonsultasi dengan dokter hewan sebelum memberikan obat apapun untuk anabul tersayang.
“Ketika memutuskan untuk memelihara hewan, teman-teman juga harus punya komitmen. Namanya makhluk hidup, ada waktunya mereka sakit. Jadi harus persiapan untuk melakukan konfirmasi mereka masih sehat. Divaksin, dikasih obat cacing, kalau pun sakit bawa ke dokter,” imbuh Radhiyan.
Adapun gejala hewan yang tersebut keracunan parasetamol, menurut jurnal “Keracunan paracetamol pada kucing lokal” dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dalam antaranya wajah membengkak, lesu, tingkat pernapasan meningkat, pucat-berlumpur selaput lendir, hipotermia, serta takikardia.
Tanda-tanda lain adalah depresi, anoreksia, muntah, cakar membengkak, air liur, diare, koma, yang digunakan dapat berujung kematian.
Artikel ini disadur dari Stop beri obat manusia ke anabul, ternyata bisa jadi racun