Berita

Tak Hanya Ukur Tekanan Mata, Cegah Glaukoma Penyebab Kedisabilitasan Bisa Dideteksi

JakartaGlaukoma merupakan penyakit yang menyebabkan kebutaan nomor dua di Indonesia. Glaukoma adalah keadaan medis dalam bentuk gangguan jiwa penglihatan yang digunakan disebabkan oleh kerusakan saraf mata. Pada umumnya, kehancuran saraf mata yang disebutkan terjadi akibat adanya tekanan membesar pada bola mata. Namun, ada beberapa tindakan hukum glaukoma yang dimaksud berjalan walau tekanan pada bola mata masih pada batas normal.

Lantaran tidaklah hanya saja terbatas pada gejala tekanan mata yang tersebut tinggi, pemeriksaan dini glaukoma wajib dikerjakan melalui pemeriksaan tiga fungsi utama mata sebagai indikator perkiraan tingkat kerusakan syaraf mata. Upaya ini juga direalisasikan untuk merawat sisa penglihatan yang ada bila glaukoma berada di keadaan lebihlanjut.

“Screening glaukoma bukan hanya sekali direalisasikan dengan pengukuran tekanan mata, sebab ada pasien yang tersebut mengalami tekanan bola matanya dalam bawah 20, tapi mengalami penurunan penglihatan.  Karena itu kami biasanya melakukan pemeriksaan mata setiap tiga jam sekali, mulai dari tekanan mata, luas lapang kemudian sudut pandang mata, hingga ketebalan syaraf mata,” kata dokter spesialis lalu ahli konsultasi mata dari Rumah Sakit khusus Mata Cicendo Bandung, Elsa Gustianty, di wawancaradi Instagram Live Kementerian Kesehatan, Hari Jumat 15 Maret 2024.

Dua Jenis Glaukoma

Elsa menjelaskan bila glaukoma terdiri dari dua jenis, yaitu glaukoma primer kemudian glaukoma Sekunder. Glaukoma primer merupakan bawaan lahir atau dikenal dengan istilah glaukoma kongenital. Salah satu penyebabnya adalah penyakit yang mana muncul oleh sebab itu genetis atau diturunkan.

”Bagi yang digunakan memiliki penduduk tua atau keluarga telah terungkap ada glaukoma diharapkan segera melakukan screening dalam sebuah klinik mata oleh sebab itu mempunyai resiko satu puluh kali lipat untuk mengalami glaukoma,” kata Elsa.

Adapun glaukoma sekunder disebabkan oleh factor ke luar genetis seperti penyakit degeneratif atau yang terkait dengan penyumbatan syaraf, autoimun hingga trauma yang digunakan disebabkan oleh benturan pada mata. Salah satu faktor asal-mula glaukoma sekunder adalah penyakit degeneratif. Karena itu, pencegahannya dapat dilaksanakan dengan menjalani pola hidup sehat.

“Misalnya rajin berolahraga dan juga mengkonsumsi makanan dan juga minuman sehat. Misalnya makan sayur tiga kali tambahan banyak di sehari,” kata Elsa.

Dikuatkan dengan Jurnal 

Senada dengan keterang Elsa, penelitian 2024 yang dimaksud dimuat di Jurnal American Academy of Ophthalmology yang berjudul “Central Visual Field Testing in Early Glaucoma”  memaparkan, deteksi dini melalui tes luas lapang pandang 2-10 (Visual Field VF 10-2) miliki hasil meyakinkan untuk deteksi dini glaukoma. Hal ini berdampak terhadap pencegahan kebutaan permanen.

Pengujian VF 10-2 pada tahap awal dapat memberikan informasi tambahan yang dimaksud cukup untuk beberapa pasien, teristimewa yang tersebut miliki kelainan berulang ke 12 lokasi penipisan lapisan retina bagian di pada makula.

Pekan ini planet keseimbangan internasional memperingati “Pekan Glaucoma Sedunia.” Acara ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya fungsi mata. Selama ini, banyak pendatang yang tersebut tidak ada sadar mempunyai glaukoma lantaran tiada pernah melakukan tes.

Gejala umum seperti sakit kepala  hebat, mata merah juga penglihatan berkunang – kunang rutin diabaikan sampai seseorang mengalami penurunan fungsi penglihatan hingga berakhir dengan kebutaan total. Inilah alasan mengapa glaukoma terkenal dengan sebutan “Pencuri Penglihatan.”

Artikel ini disadur dari Tak Hanya Ukur Tekanan Mata, Cegah Glaukoma Penyebab Kedisabilitasan Bisa Dideteksi

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button