Nasional

Stafsus Menteri BUMN sebut anak usaha Kimia Farma rekayasa keuangan

DKI Jakarta – Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengemukakan bahwa pihaknya menemukan adanya dugaan rekayasa keuangan dari anak bisnis Kimia Farma.

“Kimia Farma juga demikian. Ada inilah, rekayasa keuangan,” kata Arya usai meresmikan Vending Machine UMKM PT Pegadaian dalam Jakarta, Rabu.

Arya menyampaikan bahwa pihaknya telah menemukan adanya dugaan rekayasa keuangan pada anak Kimia Farma. Namun, ia tiada mengumumkan secara rinci anak perusahaan tersebut. “Temuannya udah ada, tinggal diproses aja,” ucap Arya.

Arya menjelaskan bahwa rekayasa keuangan yang digunakan diduga diwujudkan anak perniagaan Kimia Farma itu berbeda dengan yang berlangsung pada dugaan tindakan hukum fraud pada PT Indofarma.

“Itu beda, beliau (anak perniagaan Kimia Farma), rekayasa keuangan. Beda sejenis kalau Indo (Indofarma) itu kan uangnya hilang, diambil, kalau ini kan beliau rekayasa, menggelembungkan,” jelas Arya.

Lebih lanjut, Arya menjelaskan, bentuk rekayasa keuangan yang dimaksud diduga dijalankan oleh anak perniagaan Kimia Farma yaitu seakan-akan hasil pemasaran atau distribusi berjalan baik. Tetapi pada kenyataannya hasil transaksi jual beli tidak ada berjalan baik.

“Misalnya ke distribusi distribusi juga sebagainya, seakan-akan pemasaran semua bagus padahal enggak. Anaknya si KF (Kimia Farma),” tutur Arya.

Arya mengungkapkan bahwa temuan dugaan rekayasa keuangan yang disebutkan berdasarkan hasil audit internal PT Kimia Farma.

“Itu hasilnya kalau nggak ada audit dari internalnya KF (Kimia Farma) mana dapat itu, akibat yang audit internal makanya didapat itu,” ungkap Arya.

Lebih lanjut area menambahkan bahwa permasalahan lain yang dimaksud terbentuk di dalam kimia Farma yaitu banyaknya pabrik yang dibangun tetapi dinilai tak efisien.

“Dan disamping itu juga KF (Kimia Farma) ada juga problem dalam pabriknya. Yaitu kebanyakan pabrik, enggak efisien. Makanya dari 10 pabrik akan segera tinggal lima pabrik yang digunakan dikelola. Iya, jadi enggak efisien lah pokoknya, dulu itu terlalu berbagai bangun pabrik. Padahal enggak butuh,” demikian Arya menjelaskan.

 

Artikel ini disadur dari Stafsus Menteri BUMN sebut anak usaha Kimia Farma rekayasa keuangan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button