Hal ini dampak buruk dari alergi susu sapi pada anak
Ibukota – Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, SpA(K) dari Universitas Padjajaran mengutarakan bahwa Alergi Susu Sapi (ASS) dapat memberikan dampak yang digunakan sangat bervariasi pada anak.
“Umumnya, anak yang tersebut mengalami alergi susu sapi dapat mengatasi alergi seiring bertambahnya usia, biasanya antara usia tiga hingga lima tahun. Namun, ada sebagian kecil anak yang digunakan mungkin saja permanen memiliki alergi hingga dewasa,” kata Budi di diskusi daring pada Jakarta, Selasa.
Budi menjelaskan alergi susu sapi dapat terjadi di mana sistem kekebalan tubuh yang dimaksud dimiliki oleh anak bereaksi berlebihan terhadap protein yang terkandung pada susu sapi. Hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, juga kesehatan anak apabila bukan ditangani dengan cepat dan juga tepat.
Efek yang diakibatkan oleh penyakit ini amat bervariasi dari ringan hingga berat. Dalam jangka pendek anak akan mengalami rasa tidaklah enak juga kesulitan makan serta tidur.
Sementara pada jangka panjangnya dapat mencakup berat badan yang tersebut bukan optimal, malnutrisi, kemudian keterlambatan pertumbuhan. Sifat alergi yang tersebut persisten juga dapat meningkatkan risiko perkembangan kondisi atopik seperti asma atau eksim.
Menurutnya, meskipun alergi susu sapi jadi alergi makanan yang tersebut paling umum pada awal masa kanak-kanak, yang mana insidennya mencapai dua sampai tiga persen pada tahun pertama kehidupan, namun pendatang tua masih harus mewaspadai gejala alergi yang dimaksud berbeda pada tiap anak.
Sebab berdasarkan data yang dihimpun oleh Ikatan Dokter Anak Tanah Air (IDAI), prevalensi ASS pada anak Negara Indonesia sekitar dua hingga 7,5 persen, dengan protein susu sapi menjadi alergen kedua yang dimaksud paling umum setelahnya telur.
Budi mengumumkan gejala umum yang dimaksud paling banyak nampak pada anak meliputi ruam pada kulit, gatal-gatal serta diare. Kalaupun anak merasakan gejala yang berbeda, biasanya meliputi permasalahan pernapasan yang mana serius seperti anafilaksis.
“Makanya, penanganan yang cepat juga tepat sangat penting untuk menghindari dampak buruk yang lebih banyak serius kemudian meyakinkan anak dapat meningkat kemudian tumbuh dengan optimal,” kata dia.
Ada banyak tata laksana yang digunakan bisa jadi dijalankan oleh pemukim tua untuk mengenali gejala-gejala yang dimaksud sejak dini. Pertama, segera melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis serta penanganan yang mana tepat.
Orang tua juga dapat menghilangkan susu sapi dari diet anak, mencari sumber nutrisi alternatif yang mana memiliki komposisi zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, serta lemak, juga zat gizi mikro seperti vitamin juga mineral yang dibutuhkan di fase pertumbuhan anak.
Langkah selanjutnya satu di antaranya membaca label makanan dengan cermat, kemudian memantau peningkatan anak secara rutin.
“Strategi penanganan ini harus dijalankan dengan cepat kemudian tepat untuk menghurangi dampak negatif ASS, sehingga anak-anak dengan ASS dapat menjalani hidup yang tambahan segar serta mengalami perkembangan secara optimal,” ucap Budi.
Artikel ini disadur dari Ini dampak buruk dari alergi susu sapi pada anak