Beberapa perbedaan batuk berdasarkan sifat akutnya
Ibukota – Dokter spesialis penyakit di dari Rumah Sakit St. Elisabeth Bekasi dr. Patriotika Ismail, Sp.PD memaparkan bahwa batuk yang diderita oleh seseorang mempunyai perbedaan yang dapat dilihat berdasarkan sifat akutnya.
“Penyebab juga jenis batuk bisa saja berbeda-beda, tetapi yang digunakan patut diperhatikan adalah jikalau batuk telah dialami lebih banyak dari dua minggu termasuk batuk kronis, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter,” kata dr. Patriotika Ismail, Sp.PD pada keterangan resmi ke Jakarta, Rabu.
Patriotika menuturkan batuk adalah tindakan reflek dari saluran pernapasan yang tersebut digunakan untuk membersihkan saluran napas atas, yang tersebut dapat berlangsung akibat kualitas udara yang tersebut buruk, iritasi asap rokok juga alergen yang mana terkandung pada udara yang mana terhirup, common cold, batuk kronik akibat penyakit paru-paru hingga infeksi virus pada musim pancaroba.
Kondisinya dapat dibedakan berdasarkan sifatnya seperti batuk akut, yang mana dapat berlangsung hanya saja beberapa hari sampai dua minggu. Kondisi ini jadi batuk yang mana paling umum dialami lalu jenisnya dibagi jadi batuk produktif atau berdahak kemudian batuk non-produktif atau kering.
Kedua batuk ini jamak terbentuk sebagai gejala awal penyakit lain seperti flu, atau iritasi saluran napas akibat polusi udara, alergi zat tertentu, serta asap rokok. Kedua tipe batuk ini biasanya dapat mereda dengan swamedikasi obat batuk OTC (dijual bebas) atau tablet hisap untuk batuk kering.
Kedua jenis yang disebutkan harus diwaspadai, katanya, apabila cuma muncul pada di malam hari hari. Sebab mampu berubah menjadi gejala asam lambung yang dimaksud naik ke saluran pernapasan.
Kemudian ada batuk psikogenik atau batuk kebiasaan yaitu batuk yang tersebut bukanlah disebabkan oleh penyakit fisik, tapi disebabkan di mana kecemasan dan juga rasa panik terjadi pada pikiran serta tubuh.
Batuk ini sifatnya berlangsung ketika penderita mengalami situasi yang tersebut menciptakan gugup, panik juga tak nyaman, udara dingin bahkan jikalau pada sekitarnya ada pendatang batuk mampu menyebabkan tercetusnya batuk seperti ini.
“Habit cough umumnya tak berdahak, tak merespons terhadap terapi konvensional, namun bukan berbahaya. Batuk akan membaik jikalau permasalahan psikologis teratas,” kata dia.
Dengan demikian, ia mengingatkan warga untuk bukan lengah terhadap tiap jenis batuk yang digunakan dialami, juga segera melakukan konsultasi pada dokter. Terutama bila batuk terasa parah disertai demam, menyebabkan sulit bernapas, nyeri dada, sulit makan, terdapat penurunan berat badan, bahkan mengeluarkan darah.
“Bisa jadi penyebabnya adalah chronic obstructive pulmonary disease (COPD), batuk rejan atau bahkan tuberkulosis. Jangan lalai menangani gejala-gejala parah, teristimewa apabila batuk sudah ada dialami menetap selama tambahan dari dua minggu,” ucapnya.
Dokter medis dari PT Bintang Toedjoe dr. Elizabeth Angelina Tjandra menambahkan agar penderita bijak pada memilih obat untuk swamedikasi.
Menurutnya untuk meredakan batuk akut, perhatikan untuk mengonsumsi obat-obat yang mana memang sebenarnya diperuntukkan untuk dijual bebas (OTC) untuk batuk lalu menggunakannya sesuai dosis yang dimaksud dianjurkan pada kemasan.
Artikel ini disadur dari Beberapa perbedaan batuk berdasarkan sifat akutnya