Ivan Cahyadi Jadi Bukti Keseriusan Sampoerna pada Pembangunan SDM
Wanderviews.com –
Jakarta – Ivan Cahyadi yang tersebut menjadi Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) efektif sejak 1 Mei 2024, merefleksikan perjalanan kariernya selama sekitar 27 tahun. Ivan memulai kariernya di area Sampoerna dari level pemula hingga pada waktu ini pada sikap puncak.
Tidak mudah berkarir tambahan dari 2 dekade, namun Ivan mengaku punya alasan kuat bertahan lalu berjalan bersatu perusahaan yang ketika ini berusia 111 tahun. Menurutnya, Sampoerna sangat berazam untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM). Sebagai karyawan, katanya, Sampoerna memberikan kesempatan pengembangan diri lewat berbagai pelatihan.
“Sampoerna sangat berazam berinvestasi di tempat SDM. Saya mungkin saja salah satu contohnya kemudian masih berbagai yang tersebut lain,” jelasnya terhadap media, disitir Rabu (15/5/2024).
Ivan menyebut, Kepercayaan Sampoerna pada pengembangan SDM itu, sejalan dengan motto perusahaan yakni Anggarda Paramita atau Menuju Kesempurnaan. Dia mengatakan, pekerjaan menuju kesempurnaan merupakan perjalanan panjang lewat kerja keras dan juga pengembangan diri agar bisa saja melakukan pembaharuan yang mana berdampak positif bukan semata-mata bagi perusahaan tetapi juga publik luas.
Saat ini, Sampoerna, melalui perusahaan pemasok tembakau, melakukan pembinaan terhadap 22.000 mitra petani sehingga berdampak positif bagi perekonomian nasional.Tidak hanya saja petani, pengembangan SDM juga terus dijalankan untuk 250.000 toko kelontong Sampoerna Retail Community (SRC) yang dimaksud omzetnya sudah ada Rupiah 236 triliun, setara dengan 11,36% dari total Ekonomi Nasional ritel nasional pada 2022.
Ivan menuturkan Sampoerna berinvestasi besar untuk digitalisasi melalui sistem ekologi digital AYO by SRC yang tersebut menghubungkan produsen/mitra grosir, Toko SRC, juga konsumen.
Tak kalah penting adalah pembinaan pelaku UMKM melalui Sampoerna Enterpreneurship Training Center. Proyek ini telah terjadi menjangkau 72.000 UMKM dari seluruh Indonesia.
“SETC hadir untuk membantu banyak orang agar sanggup belajar menjadi entrepreneur yang digunakan baik,” papar Ivan.
Untuk diketahui, kursus kewirausahaan di dalam SETC bervariasi dari pelatihan soft skill, pertanian terpadu, pengolahan pangan, peternakan serta perikanan, lalu lain-lain. Pendaftaran juga dibuka lebar untuk umum. Jenis pelatihan yang digunakan dapat diberikan di area antaranya: Kewirausahaan, Pertanian Terpadu, Vokasional, atau jenis pelatihan kewirausahaan lain.
Baik SRC maupun SETC adalah kegiatan pemberdayaan UMKM oleh Sampoerna melalui Payung Rencana Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia”.
Dia menambahkan, komitmen kuat Sampoerna untuk pengembangan SDM, bukan lepas dari Falsafah Tiga Tangan dengan tiga pilar yakni konsumen dewasa, karyawan, mitra bisnis, pemegang saham; dan juga warga Indonesia secara luas.
“Sampoerna dapat menjadi seperti hari ini sebab punya komitmen untuk memajukan Indonesia bersama-sama untuk memberikan dampak positif untuk penduduk luas melalui apa yang tersebut kita punya yaitu pengembangan sumber daya manusia,” ujar Ivan.
Sedangkan untuk internal karyawan, Ivan menyampaikan Sampoerna juga sangat memperhatikan hal ini. Apalagi Ivan juga percaya bahwa pengembangan SDM adalah kunci bagi Sampoerna untuk terus bertumbuh lewat pengembangan sekaligus berupaya berperan bergerak di berkontribusi bagi perekonomian nasional.
“Kami percaya dengan melakukan pembinaan SDM yang mana kuat, kami dapat berinovasi di pengembangan lebih lanjut produk. Inovasi itu terus-menerus terkait erat dengan kualitas SDM,” papar Ivan.
Kata Ivan, untuk pengembangan SDM internal, Sampoerna memberikan kesempatan berkarier sekaligus pengembangan diri. Maka itu, Sampoerna menyediakan sejumlah pelatihan yang tersebut terkait dengan core skill atau yang terkait dengan pengembangan dengan pendekatan manajemen kinerja juga acara skills for future atau kegiatan pembelajaran yang digunakan menyediakan sertifikasi dari lembaga eksternal.
Untuk memberikan pelatihan bagi karyawan, Sampoerna bekerja sebanding dengan beberapa jumlah lembaga kredibel di tempat di kemudian luar negeri guna meningkatkan kemampuan serta kapasitas. Sampoerna ingin membantu karyawan mengeluarkan kemampuan terbaiknya sehingga sanggup berkontribusi bagi perusahaan serta masyarakat.
Hal mirip juga dilaksanakan bagi karyawan untuk mempersiapkan masa purna tugas melalui acara Holistic Proyek for Employability (HOPE) yang mana menyediakan berbagai pelatihan, dari manajemen keuangan hingga kewirausahaan. Ivan mengaku ia pun mengikuti HOPE untuk mempersiapkan diri ketika pensiun nanti.
“Syarat karyawan untuk mengikuti berbagai pelatihan cuma satu, harus lulus,” tegas Ivan.
Berkat beberapa upaya meningkatkan kualitas SDM, pada waktu ini terdapat banyak SDM Sampoerna yang dimaksud bekerja pada afiliasi Philip Morris International (PMI) di area seluruh dunia, seperti pada Amerika Serikat, Swiss, Italia, Portugal, Polandia, Romania, Jepang, Filipina, Thailand, Malaysia, Hongkong, Uni Emirat Arab, Meksiko, Mesir, lalu Maladewa.
Sampoerna setiap saat berupaya agar karyawan bisa jadi mengeluarkan kemampuan terbaik dari dirinya. Sebaliknya, Sampoerna juga menjadi tempat belajar bagi para karyawan PMI. Saat ini, beberapa orang karyawan PMI serta afiliasinya dalam berbagai dengan syarat Swiss, Korea Selatan, Italia, Filipina, Malaysia, Thailand, Pakistan, Kazakhstan, India, berada dalam bekerja di area Sampoerna.